Goodbye Malin Kundang, Sekarang Eranya Orangtua Durhaka
Dulu, seringkali
kita diingatkan oleh hikayat/cerita rakyat tentang Malin Kundang biar kita bisa
berperilaku sopan dan sayang terhadap orang tua. Singkat ceritanya, dikisahkan
Malin Kundang adalah anak daerah yang merantau dan sukses di perantauan hingga
mempersunting perempuan kaya. Dan, sang Ibu yang memendam rasa rindu karena
sekian lama tidak berjumpa pun pergi menghampiri Malin Kundang yang sudah lupa
diri. Ia menghina dan tidak mengakui Ibu kandungnya sendiri. Dan si Ibu yang
terlanjur sakit hati pun mengutuk Malin Kundang menjadi batu. Menurut saya,
selain nilai bahwa kita harus hormat dan mengasihi orang tua kita, ada juga
satu nilai hidup yang penting dari cerita tersebut. Yaitu, kita sebagai orang
tua pun kelak harus senantiasa menjaga ucapan apalagi sampai mengutuk anak
kita. Karena kita tidak pernah tahu kapan Tuhan menjawab keluhan hati kita.
Ilustrasi anak yang ditelantarkan. Source: Pixabay. |
Seiring waktu,
kisah anak yang durhaka memang selalu ada saja. Tapi, sekarang yang lebih
menyayat hati adalah meningkatnya kasus orang tua yang durhaka terhadap
anaknya. Ah, masa sih ada kasus orang tua durhaka? Ada. Bahkan banyak!
Pernah dengar kasus
orang tua yang bermasalah dan menelantarkan anak-anaknya dirumah mereka di
daerah Cibubur sekitar 2015 yang lalu? Ya, kedua orang tuanya bermasalah dan
terjerat masalah narkoba. Lalu, seberapa sering kita melihat atau
mendengar berita kasus bayi yang dibuang di tempat sampah atau ditinggalkan
begitu saja oleh orang tuanya? Belum lagi, masalah anak yang terlantar sebagai
dampak dari kasus perceraian. Menurut saya, terlepas dari apapun alasan dan
penyebab perceraian, orang tua harusnya memiliki komitmen yang tinggi dan
kesadaran untuk sama-sama mengambil peran dan tanggung jawabnya terhadap anak.
Data dari Komnas Perlindungan Anak pada 2019 menunjukkan bahwa kasus
kekerasan seksual pada anak berjumlah sekitar 52% dan sisanya bentuk kekerasan
lain sebesar 48% termasuk diantaranya penelantaran anak, penganiayaan dan
perdagangan anak.
Kita sebagai orang
tua pun ternyata bisa secara tidak sadar terperosok dalam perilaku
menelantarkan anak, diantaranya;
- Kekerasan seksual pada anak. Jangan langsung defensif bahwa gak mungkinlah kita sebagai orang tua melakukan kekerasan seksual sama anak kandung kita sendiri. Tapi, disini ada beberapa hal yang kadang kita lalai, misalnya membiarkan anak terpapar tontonan bioskop/tv/youtube yang ratingnya bukan untuk konsumsi anak-anak. Dan, tahu gak sih, ternyata memaksa anak untuk membuka baju di depan umum, misal di kolam renang itu akan berakibat bertabrakannya beberapa nilai yang sebelumnya sudah ditanamkan dan diajarkan. Di satu sisi, mereka diajarkan untuk melindungi dan menjaga tubuh mereka, tapi disatu sisi orang tua terkadang cuek karena merasa "ah, masih anak-anak gak apa-apa kok...".
- Kekerasan emosional pada anak. Ini dia yang paling sering dilakukan dan jarang kita sadari. Pernah menakut-nakuti anak agar dia mau menuruti instruksi kita? Misalnya, 'Ayo, habisin makanannya nanti ditangkap Polisi'. Ini ternyata salah loh moms and dads, karena dia akan jadi punya gambaran buruk tentang Polisi yang tidak benar. Atau pernah gak bilang, 'Ayo udah sore, waktunya pulang. Kalo gak tar dibawa Setan.'. Ini lagi pake bawa makhluk gaib untuk nakut-nakutin. Selain itu, terkadang orang tua juga suka memarahi anak di depan umum, suka membandingkan dengan saudaranya dan jarang menunjukkan afeksi seperti pelukan dan ciuman juga ternyata bentuk penelantaran secara emosional.
- Penelantaran fisik pada anak; Salah satu bentuknya adalah menelantarkan hak mereka untuk mendapatkan perawatan fisik yang baik dari ujung kepala hingga ujung kaki. Membiarkan anak lusuh bin kumel seharian bisa termasuk loh ternyata moms dan dads. Atau misalnya membiarkannya kelaparan karena kita sedang sibuk dengan aktifitas lain atau pekerjaan kita juga bentuk penelantaran fisik pada anak.
- Penelantaran medis pada anak; sebagai orang tua umumnya kita akan mengupayakan yang terbaik agar anak mendapatkan akses kesehatan yang optimal ketika sakit. Membiarkan kondisi anak hingga berlarut-larut termasuk menelantarkan hak mereka untuk mendapatkan perawatan medis yang layak. Lagipula, gak ada alasan kan sekarang ada BPJS. Bahkan, lebih baik lagi kalo kita punya asuransi kesehatan tambahan untuk anak.
- Penelantaran pendidikan pada anak; sering membiarkan anak bolos sekolah karena alasan yang kurang penting? Hal ini bisa berarti kita lali dalam hal pendidikan anak loh. Termasuk menyerahkan urusan pendidikan ke guru atau pihak sekolah saja, tanpa kerja untuk mengajarkan anak di rumah.
Tapi, menurut saya
yang lebih parah adalah mereka yang secara sadar melakukan penelantaran anak.
Apalagi alasannya hanya karena masalah ekonomi. Lah, kalo memang belum siap
jadi orang tua ya mbok ya jangan 'berbuat'. Kalo alasannya masalah finansial,
kita sebagai orang tua kan bisa bekerja dan melakukan segala daya upaya untuk
menjalankan nafkah kita kepada anak. Kalo alasannya masalah pihak ketiga,
hellooo gak ada judulnya di dunia ini yang namanya Bekas Anak! Entah apa yang
merasukimu deh kalo gitu mah.
Tahukah Anda, bahwa
tindakan penelantaran anak itu bisa menimbulkan dampak psikologis pada anak?
Kalo gak tahu, sini saya bantu kasih tahu ya. Satu hal yang pasti, anak akan
merasa ditolak oleh Anda! Hal ini bisa membuat mereka menarik dan menutup diri
dari lingkungan. Ketidakmampuan anak untuk bersosialiasi ini menyebabkan anak
tumbuh menjadi pribadi yang tertutup, penyendiri, sensitif dan egosentris.
Apalagi untuk anak yang belum bisa mengungkapkan secara verbal dan ekspresif.
Bahkan bisa membuat mereka menyalahkan diri mereka sendiri.
Bahkan, faktanya
mereka-mereka yang durhaka sama anak ini konon mendapatkan perlakuan yang
kurang lebih sama dengan apa yang dilakukan sekarang terhadap anaknya sendiri.
Mereka ini gak paham gimana seharusnya menjadi orang tua. Hal inilah yang
membuat mereka lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai orang tua.
Padahal, kewajiban
kita sebagai orang tua terhadap anak sudah diatur dalam setiap agama. Dan bagi
saya, di Al-Quran jelas termuat tentang hal tersebut. Dimulai dengan
memberikannya nama yang baik sebagai doa untuk hidupnya kelak, memberikannya
ASI, mengajarkan dan mengkaji Al-Quran, memberi nafkah dan makanan yang halal,
serta menikahkannya kelak dengan pasangan yang terbaik.
Duh, ini hidup loh
bukan episode di sinetron. Lalai dan menelantarkan di saat anak sedang
butuh-butuhnya sosok Anda sebagai orang tua. Gak ada faedahnya juga sih kalo
anak hanya dieksploitasi untuk pencitraan saja di sosial media! Tapi, actionnya
nol besar. Jangan nanti baru sadar dan mengaku-aku sebagai orang tua saat anak
sudah sukses. Percaya kan ada hukum Tabur Tuai? Apa yang Anda tabur, siap-siaplah
akan Anda tuai cepat atau lambat.
72 Comments
Aduhhh kebanyakan mereka terpaksa melahirkan akibat dari pergaulan bebas. Akhirnya anak yang menjadi korban
ReplyDeleteiyah kasihan ya. terpaksa jadi orang tua, bukan orang tua yg 'sesungguhnya'. saya rasa kalau jiwanya sudah kebapakan atau keibuan tak mungkin setega itu pada darah daging sendiri
DeleteAnak itu amanah yang berat, itu kenapa orang tua perlu kesiapan sebelum memilikinya. Miris banget dengar banyak berita tentang orang tua yang abai bahkan melakukan kekerasan pada anak-anaknya. Semoga itu hanya sebagian kecil oknum, sehingga anak2 punya rasa aman dan nyaman menjalani kehidupan mereka di dunia ini... :(
ReplyDeleteBeberapa kali saya menemuin Ibu2 yang mau melahirkan anak, tapi tidak mau menikah, tidak mau terikat, hingga kecelakaan. Alhasil yang mengasuh nenek kakeknya yang sudah lansia. Ini yang bikin aku perihatin, kenapa bisa mereka begitu egois? Bagaimanapun anak bututh sosok pelindung ayah atau ibunya. Entah apa yang merasukinya... :(
ReplyDeleteAnak adalah anugrah dari yg maha kuasa yang harus dilindungi hingga dewasa mandiri. Padahal banyak loh ... Dlm keluarga yg menginginkan keturunan. Ini sebaliknya. Naujubilah minjalik, jangan sampe anak cucu kita mengalaminya
ReplyDeleteNaudzhbillah...
ReplyDeleteSaat banyak orang mendambakan buah hati bahkan menjalani rangkaian terapi berbiaya tinggi, sebagian orang malah menelantarkan anaknya.
Semoga kita bisa jadi orang tua yang amanah ya mbak.
Saya baru tahu bahwa banyak sekali kezaliman ortu pada anak
ReplyDeleteMisal nya malah asyik main HP sementara anak ingin diajak ngobrol
betul sekali, jadi seeprti ada yang punya anak saja , kalau ditanay kan banyak anak banyak rejeki tapi kenyataannya anakysa saja gak keurus
ReplyDeleteBagus tulisannya.
ReplyDeleteTahun 2012 lalu ada novelku yang ngebahas tentang ortu durhaka ini. Judulnya "Ibuku Tak Menyimpan Surga di Telapak Kakinya".
Reminder ini, seringkalai tanpa kita sadari kita melalaikan amanh-Nya. Membiarkan anak dalam kondisi terabaikan karena kesibukan.
ReplyDeleteHm...malin kundang sudah berbalik cerita kalau kayak gini...ya
Terima kasih sudah mengingatkan
Wah jangan sampai ya kita termasuk orang tua yang menelantarkan anak-anak. Kasian mereka blm bisa berbuat apa-apa. Makasih sudah mengingatkan
ReplyDeleteIhiks, iya banget ya, sekarang kok banyak sekali kasus orang tua yang menzalimi anak. Bikin reminder keras banget buat aku sebagai ibu. Harapannya, aku bisa jadi ibu dan orang tua yang baik buat anak-anak. Semoga demikian ya. Kita semua bisa menjadi orang tua yang amanah terhadap titipan-Nya. :'(
ReplyDeleteMiris ya Mbak. Sungguh memprihatinkan era ini. Banyak Anak-anak yang seharusnya dijaga dan disayangi tidak peroleh hak mereka. Semoga Allah menjaga anak-anak kita semua. Memberi kekuatan kepada para orang tua untuk selalu merawat dan melindungi anak anak mereka semua hingga mereka mampu mandiri.
ReplyDeleteAku sedih kalo sampai kejadian orang tua berbuat aniaya sama anaknya, bahkan banyak kasusnya ya. Sementara begitu banyak pasangan suami-istri yang belum memiliki anak sampai berjuang dengan program hamil. Gemes tapi saya nggak bisa berbuat apa untuk membantu, saking banyaknya kasus. Tapi dengan menulis gini semoga menjadi pencerahan agar jangan bertambah lagi anak yang ditelantarkan atau dianiaya
ReplyDeleteJadi mules bacanya mbak. Semoga terhindar dari tingkah polah ortu durhaka kepada anak
ReplyDeleteDuh ngilu bacanya, semoga kita tidak termasuk jenis orang tua yang durhaka pada anaknya ya amin
ReplyDeletePenelantara emosi anak, sepertinya bisa ditambahkan nih mba Sinta. Kenapa? Karena ada banyak ortu yang sibuk cari uang sehingga mereka tidak memperdulikan kebutuhan emosi dan perasaan anak. Kebanyakan dari mereka, merasa dengan memberi uang dan barang banyak = sudah oK jadi ortu.
ReplyDeletesaya berharap nanti jadi orang tua yang milenial mengerti dan paham terhadap emosi, psikologis seorang anak.. Takutnya nanti anak akan dendam kepada ayah dan ibu nya akibat suka memarahi depan umum, tidak bisa menahan emosi, apalagi dipuji saat anak ada prestasi di hina habis"an saat anak gagal dalam suatu pendidikan. itu saya gak suka dengan pola pikir ortu jaman dulu
ReplyDeleteBetul bange masyaaAllah jadi pengingat kita sebagai orang tua. Suatu saat kelak akan diminta pertanggungjawaban kita terhadap apa yang kita lakukan selama mendidik titipan Tuhan
ReplyDeleteAnak adalah titipan, sudah semestinya kita menjaganya baik-baik
ReplyDeleteKezaliman orang tua itu mulai dari hal paling sederhana, misalnya terlambat memberi anak makan atau terlambat memandikan anak, hingga kezaliman parah, misalnya ayah kandung mempergauli putri kandungnya sendiri. Saya dukung ini misi Kemenag bahwa perlu ada edukasi pranikah dengan rentang waktu lebih lama sebelum pasangan menikah. Biar calon-calon pasangan jauh lebih siap menjadi orang tua.
ReplyDeleteSedih banget tiap lihat berita isinya penemuan bayi. Mereka membuang nyawa tak berdosa, mereka ga tau gimana rasanya pengen punya anak tapi belum dikasih huhu
ReplyDeleteSemoga saat jadi orangtuanya nanti aku gak jahat sama anak apalagi merenggut hak-haknya. Kaya soal imunisasi juga tuh. Kan kasihan si anak ya
ReplyDeleteiya mba, bukan hanya ada anak yang durhaka, tapi ada juga orang tua yang zolim kepada anak, mudah2an kita dijauhkan ya alloh dari tipe orang tua seperti itu
ReplyDeleteIstigfar aja deh aku. Semoga jadi orang tua yang tidak pernah menelantarkan anak.
ReplyDeleteYa Alloh...intrispeksi jadinya saya, mbak.
ReplyDeleteSebagai orang tua mmg kita perlu sering baca ginian dan ga perlu baper, mana tahu kita yang durhaka.
Tfs, mbak
MAkasih sudah diingatkan yah mbak,
ReplyDeleteMemang penting banget sih kesiapan mental kita sebelum memutuskan jadi orang tua, jangan sampai anak2 jadi korban akibat keegoisan orang tua yah
Plaaakkkk!! Aku ketampar buangeet nih Mbaaa.
ReplyDeleteMakasii ya sharingnya mba. Beneran reminder buatku niihh
Punya anak tuh ga cuma sekedar bisa bikin ya kak..berat tanggung jawabnya jadi ortu..apalagi jmn now
ReplyDeleteOrtu gak punya otak, biasanya banyak terserang sama seorang ayah yang nikah lagi, trus tinggalin anak dari istri pertama. Pas udah gede baru ngaku-ngaku anak. Amit2 deh
ReplyDeleteSebelum memutuskan memiliki seorang anak, harusnya calon orangtua harus sudah selesai dgn dirinya dulu ya mba.
ReplyDeleteJangan hadirkan anak hanya krn 'kecelakaan' dan sebagai-sebagainya kemudian ditelantarkan.
Mba Shyntako.. hiks hiksss aku masih sering marahin anak pake ngancem..
ReplyDeleteItu kalo udah level lelah banget pasti keluar deh kata-kata:
Pokoknya, kalo 10 menit gak beres.. awas ya..
Memang gak diapa-apain, tapi kata "awas ya.." itu anceman ya kan..
Penting ya supaya emak gak capek, biar gak marah mulu
sedih banget sih kalau liat berita tentang anak2 yang ditelantarkan orang tua nya. Apalagi ada juga bayi2 dibuang.. gak ngerti lagi deh kenapa tega berbuat kayak gituu..
ReplyDeleteSemoga kita dijauhkan dari sifat seperti itu ya kak..
Jaman sekarang memang makin tidak mudah jadi orang tua. Tanggung jawab untuk amanah yang luar biasa ini juga tidak main - main
ReplyDeleteDuh, bukan eranya ortu durhaka kali ya? Memang ada ortu yg menelantarkan anak tapi masih jauh lebih banyak lagi ortu yg mati2an berjuang untuk anak. Aku juga suka khawatir anak2 tidak puas dg cara kami membesarkan mereka tapi insya Allah kami akan berusaha sebaik-baiknya.
ReplyDeleteDan, saya juga ada mengenal sosok yang seperti ini. Masih aja berpikir kalau banyak anak itu banyak rezeki. Tetapi, tidak diimbangi dengan keinginan untuk berkerjakeras dan mendidik anak. Sedih sih jadinya
ReplyDeleteDuuh..sedih baca ini. Sementara banyak orang tua yg mendambakan anak..ada pula yg menelantarkannya.. hiks..
ReplyDeleteBacanya sedih dan miris, tapi itulah kenyataan yang terjadi saat ini.. yang paling membuat aku sedih adalah ada orangtua yang tega menganiaya anak kandung sendiri, diperlakukan sangat tidak baik bahwa lebih dari memperlakukan binatang.. semoga keluarga kita terhindar dari sifat dan nafsu buruk manusia.. aamiin
ReplyDeleteBenar banget, Mbak. Kebanyakan orang tua yang menelentarkan anak itu karena mereka belum siap. Tapi selain itu juga karena mereka belum mengerti dengan tupoksi mereka sebagai orang tua, dan biasanya ini berkaitan dengan pemahaman mereka terhadap agama yang mereka anut juga
ReplyDeleteBelum lagi, anak-anak ditakutin, awas kalo nakal disuntik pa Dokter. Lhah...giliran sakit, kejer deh dibawa ke dokter. Kan repot sendiri kalo gitu. Trus ada anak yang cerewet, diomelin, disuruh diem. Duh sedih, padahal si anak kaaan cerewet karena nanya. Ya tugas ortu menjawab kan yah...
ReplyDeleteNuadzubillah min dzalik ya mba, semoga kita dijauhkan dari hal2 yang mendzolimi keluarga kita ya. Terus belajar adalah koentji menjadi ibu atau istri yang baik.
ReplyDeletePerlakukan anak seperti orang dewasa ingin diperlakukan ya mom.. termasuk jangan buka baju dia di sembarang tempat huhu.. Cuma kadang2 sbg orang dewasa merasa lebih tahu dan cuek sama hak2 anak ��
ReplyDeleteKebanyakan anak-anak korban dari pernikahan akibat pergaulan bebas banyak yang terlantar ya mbak. Karena mereka kebanyakan tidak siap jadi orang tua
ReplyDeleteAduh aku sedih banget kalau ada orang tua yang belum sembuh dengan masa lalu atau masa suramnya. Alhasil anak yang jadi korban apalagi penelantaran anak serta secara psikologi mengancam anak dan aku terus belajar untuk menjadi ibu yang benar-benar mengasihi anak mbak.
ReplyDeleteSaat ini serba ada kak... orang yg baik banget ada...yg jahatnya ampun2an juga ada...
ReplyDeleteApalagi keterbukaan informasi... terkadang info yg kita share bisa disalahgunakan juga ...
Jadi harus lebih hati2 lagi dalam menjalani hidup... agar terhindar dari orang jahat dan tidak menjadi jahat
Setelah jadi orang tua maka hidup tak lagi sama, oleh sebab itu sebelum memutuskan jadi ortu sebaiknya pertimbangkan betul ya bisa mendidik anak atau gak. Semoga saya, kita semua, dijauhkan dr menjadi ortu yang gak baik buat anak aamiin, belajar terus
ReplyDeleteDulu banyak kisah anak durhaka salah satunya cerita malin kundang sekarang memang bener udah eranya orangtua durhaka yang menyiksa anaknya tanpa ada rasa belah kasih.
ReplyDeleteJadi ingat sebuah riwayat dimana seorang anak mengadukan ayahnya kepada Umar bin Khattab karena orang tuanya tidak mendidik ia dengan baik sehingga dia menjadi anak yang durhaka. Lalu Sayyidina Umar bilang bahwa orang tuanyalah yang durhaka kepada anak. Kedurhakaan anak timbul karena kurangnya pendidikan dari akedua orang tuanya.
ReplyDeleteSekarang ini memang makin ngeri aja sih antara anak dan orang tua yah sis. Tapi memang orang tua durhaka banget kalo yang suka menelantarkan anak-anaknya gitu kan.
ReplyDeletengeri juga dengan banyaknya kasusus kekerasan terhadap anak.. mulai penyiksaan fisik, hingga pemerkosaan. dan herannya pelaku kadang dari keluarga sendiri. semua tak akan terjadi bila masing-masing berpegang teguh pada agama
ReplyDeletekekerasan emosional. bentuk kekerasan yang srg gak disadari org tua tapi efeknya besar buat si anak nanti,, moga kita bisa jadi ortu yang bijak ya mbk sintaa
ReplyDeleteNaudzubillah, tapi tulisan ini jadi warning banget utk dibaca para ortu mb, utk ga menyia2kan amanah ya
ReplyDeleteAstagfirullah. Terimakasih sharingnya. Bacanya bikin banyak2 istigfar dan intropeksi diri. Mungkin bagi kita sederhana tp bagi anak bisa saja menimbulkan luka. Krn itu orangtua harus selalu belajar memperbaiki diri ya
ReplyDeleteDuhh, semoga kita bisa menjaga amanah, mendidik anak2 dengan pendidikan yg terbaik. Selalu berhati-hati dalam tindakan dan ucapan di depan anak kita.
ReplyDeleteMembesarkan anak adalah proses sekali seumur hidup yang gak bisa diulang, harus bener-bener mikirin gimana biar mereka bisa menjadi anak yang bisa berjuang di kehidupannya kelak. Menurutku sih bukan siapa yang durhaka, semuanya punya peran masing-masing. Sebagai orangtua, tentu punya tugas lebih, selain tau perannya, ia juga mesti harus memberitahu peran apa yang harus dimainkan sang anak
ReplyDeleteJadi intinya orang tua harus cerdas ya dalam mendidik anak dari banyak faktor. Mulai pendidikan, mental, kesehatan, dsb. Untuk masalah mental, jika anak sering menerima tindakan kekerasan, maka saat dewasa ia bisa lebih keras juga karena memori masa kecilnya terekam hingga dewasa
ReplyDeletesuka nih sama tulisannya biar lebih aware dalam mendidik anak semoga para orangtua bisa diberi kesabaran dan kemampuan buat mendidik anak2nya dgn baik dan semoga yg belum bisa jd bekal
ReplyDeleteMemang jadi orang tua itu belajarnya tidak ada habisnya alias sepanjang masa ya, semoga kita digolongkan menjadi orang tua yang baik bagi anak kita
ReplyDeleteBerasa ketampar banget sih baca ini. Jadi orang tua itu emang ga gampangjuga ya. Butuh persiapan yg mateng banget.
ReplyDeleteKadang aku malah sering ngasih tau, baik yg udha nikah tapi belom punya anak atau belum nikah tapi ada rencana menikah dalam waktu dekat untuk mulai belajar tentang parenting sebanyak mungkin. Agar saat sudah menikah dan punyak anak lebih siap dan paham tentang parenting ini.
Sungguh kak, aku paling kesel liat atau denger berita tentang orgtua yg nelantarin anak. Aku begitu susahnya buat dpt anak tau bgt rasanya gimana menanti kedatangan sang buah hati, jd klo ada anak anak yg disiksa ortunya dsb suka nyelekit ke hati gitu
ReplyDeleteAku baru tau ada beberapa hal kecil yg bisa di bilang durhaka kepada anak. Tertegur ngebacanya
ReplyDeleteIya sih miris juga kalau liat situasi saat ini, ad banyak orang tua khususnya yang masih muda menelantarkan anak, gmna yah pengen remes aja itu orang, anak butuh perhatian besar
ReplyDeleteduuh..sedih ya bila tak sengaja ternyata apa yg dilakukan orang tua termasuk penelantaran. inilah pentingnya memperluas wawasan. terima kasih sharingnya ya..
ReplyDeletebahkan di milenial ini semua jadi kebalik ya Mbak, orang tua pun berpotensi durhaka jika melakukan hal-hal yang sudah disebutkan diatas, Naudzubillah min dzalik.
ReplyDeletesemoga kita semua dijauhkan dari sikap demikian, thanks for reminding Mbak.
Hmm...ternyata tanpa sadar kita sebagai orang tua bisa kepleset melakukan kekerasan pada anak ya baik itu fisik, emosi, kesehatan, dan bahkan...seksual.
ReplyDeleteMembaca tulisan ini mengingatkan saya untuk lebih berhati2 dalam mengasuh anak, terutama dalam memilih kata2.
Punya anak itu bukan cuma masalah melahirkan, ya, tapi kewajiban membesarkan dan mendidik dengan baik juga. Benar-benar tanggung jawab yang besar
ReplyDeleteAku bacanya seraya merinding ini..
ReplyDeletepunya anak itu ga sebatas cuma ngelahirin dan tunggu hingga gede. Ada proses di dalamnya anak terbentuk dari cita2 orang tua
na'udzubillah min dzalik, semoga kita sbagai orang tua dijauhkan dari ciri durhaka tersebut ya mbak shyn.
ReplyDeleteEmang iya sih, relasi anak dan orangtua itu sebanding yaa, jika ada anak yang durhaka, orangtua pun juga ada. Dulu pas kecil aku mikirnya orang tua atau yang sudah dewasa itu pasti lebih pintar bijak dsb nyatanya semakin aku beranjak dewasa, kedewasaan ternyata tidak bisa diukur hanya dengan usia dan status, ada banyak faktor.
Bisanya lingkaran setan ini terus saja berputar di antara orangtua yang memiliki luka batin dan menurun lagi ke anaknya hingga anaknya hingga anaknya lagi. Jadi penting banget siih..."memilih" pasangan yang tepat.
ReplyDeleteBisa dimulai dari bergaul di lingkungan yang sehat.
Sehingga kasus penelantaran anak begini gak terjadi lagi.
Zaman udah beubah ya..kalo dulu anak yang durhaka pada orang tua, sekarang malah banyak orang tua yang durhaka pada anak, lalai pada kewajibannya memberi perlindungan pada anak. Semoga kita tidak termasuk dalam orang tua yang seperti itu dan diberi kesadaran akan amanah yang diberi Tuhan untuk dijaga dengan sebaik-baiknya.
ReplyDeleteProses menjadi orangtua memang sebuah proses pembelajaran seumur hidup. Sementara, anak adalah amanah yang benar-benar harus dijaga, dirawat, dan dibimbing dengan baik, ya. Semoga kita bisa menjaga amanah dengan sebaik-baiknya peran orangtua
ReplyDeleteTerima kasih banget mbak sudah menuliskan ini. Saya salah satu anak (yang syukurnya) bisa survive dari orang tua yang seperti itu, walau bukan karena faktor ekonomi namun lebih pada kedewasaan sikap dalam mendidik anak.
ReplyDeleteDan sering saya merasa bahwa terminologi "durhaka" sering dijadikan tameng oleh orang tua untuk bersikap semena-mena terhadap anak namun hanya bisa mengatakan durhaka dan menyumpah saat sang anak melawan balik.
Terima kasih sekali tulisannya mba.