Saya Rindu Aksi Penenggelaman Kapal Asing!
Sebagai orang Indonesia, jujur geram rasanya mendengar berita mengenai
klaim dari China tentang Kepulauan Natuna. Bisa-bisanya mereka mengusik
kedaulatan negara kita tercinta ini. Tidak heran sih, negara kita memang
banyak dilirik oleh negara lain karena kekayaan alamnya. Dalam konteks
ini, kekayaan biota lautnya. Mereka tidak segan dan berani secara
terang-terangan melakukan illegal fishing di perairan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bahkan saya pernah melihat berita mereka berani
melawan petugas patroli kita. Duh, emosi jiwa rasanya.
Ilustrasi kapal asing. Sumber: Pixabay. |
Menurut data Kementerian Perikanan dan Kelautan, Natuna memiliki
potensi hasil laut yang melimpah mulai dari cumi-cumi, lobster, kepiting
hingga rajungan. Setiap tahunnya setidaknya ada sekitar 23.499 ton
potensi cumi-cumi per tahun di Natuna. Diikuti dengan jumlah potensi
lobster yang mencapai 1.421 ton, kepiting, 2.318 ton, dan rajungan 9.711
ton. Sedangkan untuk komoditas perikanan di Natuna pun cukup
fantastis. Potensi ikan pelagis Kabupaten Natuna mencapai 327.976
ton/tahun, dengan jumlah tangkapan yang dibolehkan sebesar 262.380,8
ton/tahun. Perairan di Natuna pun sangat potensial untuk pengembangan
beberapa jenis ikan, diantaranya ikan dari jenis kerapu-kerapuan,
tongkol krai, teri, tenggiri, ekor kuning/pisang-pisang, selar, kembung,
udang putih/ jerbung, udang windu, kepiting, rajungan, cumi-cumi dan
sotong.
Tapi, sayangnya pada kenyataannya masih jarang nelayan
lokal yang memanfaatkan kekayaan laut di Natuna. Petugas patroli pun
tetap rutin melakukan penjagaan di area teritori Indonesia, namun masih
saja para nelayan asing itu masih berani mencari selah. Nelayan lokal
justru lebih sering melaut di daerah Arafura dan Dobo. Puluhan ribu
kapal asing dari Malaysia, Vietnam, Thailand hingga China kerap
memanfaatkan peluang untuk melakukan illegal fishing di Natuna. Hal ini
salah satunya karena faktor kedekatan secara wilayah geografis dengan
perairan Natuna.
Pemerintah pun tidak tinggal diam, protes pun
sudah dilayangkan melalui pernyataan resmi oleh Menteri Luar Negeri
Retno Marsudi kepada pemerintah China. Berdasarkan Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982, perairan Natuna
merupakan wilayah ZEE Indonesia dan Cina tidak memiliki hak apa pun pada
perairan tersebut. Pemerintah Indonesia juga tidak membuka ruang untuk
negosiasi dengan pemerintah Cina terkait perairan Natuna dan tetap
berpegang pada UNCLOS 1982.
Tidak hanya itu, pemerintah pun
memberikan himbauan kepada nelayan di Pantura untuk melaut di Natuna.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD
menyampaikan kepada perwakilan nelayan yang datang pada hari Senin, 6
Januari 2020, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Mereka
mendapat pengarahan langsung dari Mahfud. "Saudara, daerah yang
dimasuki itu adalah daerah yang kaya dengan sumber daya laut berbagai
jenis ikan yang mahal-mahal melimpah di sana dan itu sebenarnya hak
Indonesia," kata Mahfud dalam sambutannya. Aksi nyata pun segera
dijalankan dengan mengerahkan sebanyak 120 nelayan dari Pantura ke
wilayah perairan utara Natuna. Bahkan ratusan pemuda dari berbagai
organisasi kepemudaan di Kabupaten Natuna pun sudah menyatakan sikap
untuk mendukung pemerintah RI menindak tegas kapal asing yang memasuki
perairan Natuna.
Melihat kasus ini, jujur saya merindukan aksi
Menteri Perikanan dan Kelautan terdahulu, Ibu Susi Pudjiastuti dengan
aksi tegas berupa penenggelaman kapal-kapal asing yang melakukan illegal
fishing di teritori NKRI. Paling tidak, ini sedikit membuat negara lain
yang seringkali melanggar paling tidak merasa segan dan gentar untuk
melanggar teritori kita. Bu, saya rindu aksi tegas seperti itu.
Tenggelamkan sajalah kapal-kapal asing yang melanggar kedaulatan negara
kita!
50 Comments
Yang jelas, saya sangat mendukung penuh..
ReplyDeleteIya Pak, soalnya sudah melanggar teritori negara kita Pak.
DeleteIni yang jd topik obrolan ku sama suami kmrn mbak, coba kl ibu Susi Pudjiastuti masih menjabat menteri Perikanan dan Kelautan pasti ga akan terjadi kyk gini.
ReplyDeleteIya banyak yang kagum sama kinerjanya bu Susi ya. Sosok perempuan Indonesia yang super keren!
DeleteKalau mau ditarik ke arah politik, posisi menteri kelautan sekarang adalah posisi politik ya? bukan semata-mata orang yang mencintai laut seperti bu susi
ReplyDeleteWah kalo sudah ngomongin politik saya kurang paham tuh mba, tapi ya itu dia kurang greget gitu sikapnya
DeleteHasil laut nan kaya
ReplyDeleteNamun nelayan enggan melaut ke sana
Problem di Natuna ternyata ngga sederhana
Itu dia mba yang masih jadi pertanyaan saya juga, kenapa banyak nelayan yang gak mau melaut disana
DeleteLaut kita memang harus dipimpin seorang emak-emak. Emak-emak Indonesia itu garang, sangar, dan ditakuti. Kekeke. Saya juga kangen Ibu Susi. Ngomong-ngomong soal tegas ke Cina, kita sejauh ini baru sebatas pidato saja plus cuitan di twitter. Kalo mau tegas beneran Indonesia juga belum sekuat Cina militernya. Kalo kita perang, jelas kita kalah telak. Baru maju dua langkah dah habis pasukan Angkatan Laut kita. Anggaran militer Indonesia itu gak sampai 10 persennya Cina. Makanya untuk aksi mengecam kita masih sebatas mengecam saja. Kita seperti kehilangan taring tanpa Bu Susi di laut.
ReplyDeleteIya makanya mungkin negara lain liat seperti itu mba, makanya sekarang mulai berulah lagi.
DeleteSempat kaget saat tau bu Susi sudah tidak menjabat lagi, jujur saya lebih suka menteri yang tegas seperti beliau
ReplyDeleteIya mba, kagum sama kebijakannya selama dia menjabat dan sikapnya tegas.
DeleteKekayaan alam laut di Natuna luar biasa ya makanya diincar pelaut asing tapi anehnya pelaut kita malah kurang yang ke sana ya
ReplyDeleteIya mbaaa, Indonesia itu memang kaya.
DeleteHarusnya memang Bu Susi Pudjiastuti jangan diganti, secara kinerja dia bagus. Tapi mau gimana lagi, urusan menteri hak prerogatif presiden
ReplyDeleteIya betul sekali mas, banyak yang menyayangkan memang. Pasti ada pertimbangan tersendiri lah.
DeleteKenapa ya, pelaut kita kok pada nggak tergoda untuk melaut di Natuna? Tapi saya mendukung tindakan tegas untuk menghalau kapal kapal asing yang mencoba memasuki ZEEI.
ReplyDeleteItu dia yang juga jadi pertanyaan besar buat saya mba.
DeleteIni nih topik yang lagi ramai dibahas di timeline medsos. Aihh, gemes kali ya ngelihat negara sendiri belum ada pergerakan :(
ReplyDeleteIya banget mbaa, gemeeees banget gitu area kita kok diusik-usik.
DeleteAh ya, perairan dan kelautan kita memang mulai diganggu. Setelah kemarin rencana ekspor benih lobster, sekarang soal Natuna. Pemerintah memang wajib bertindak tegas. Jangan mempertimbangkan ini dan itu kalau kedaulatan kita mulai diusik. Aku pun rindu lho sama Ibu Susi. Masih suka berandai-andai beliau masih berada di dalam kabinet.
ReplyDeleteIya mba, ibu Susi jadi kaya sosok perempuan Indonesia yang hebat dan karakternya tegas banget
DeleteWahhh kaka ini konsen sekali sama kelautan kita. Aku terkesan. Tapi kuliat sekarang natuna kita dijaga penuh sama TNI, kapal2 perang, jet tempur mereka siap perang demi natuna. Negara hadir ko kak untuk menjaga kedaulatan negeri meskipun gada lagi tenggelam2an.
ReplyDeleteIya kak, negara memang hadir, tapi pengerahan pelaut kita juga harus kayanya apalagi disana potensi ekonomis hasil lautnya cukup menjanjikan
DeleteYa...menteri kelautan yang sekarang kesannya kaya ga visioner ya padahal tinggal lanjutkan rencana kerja menteri sebelumnya dna menjaganya? Semoga ada pergerakan-pergerakan baik.
ReplyDeleteAku mulai suka sekali makan makanan laut dan mulai sedikit faham tentang jenis-jenis ikan karena temoat tinggalku juga ga jauh dari pasar ikan, TPI serta restaurant-restaurant seafood grilled di Bali.
Wah enak ya mba tinggal di Bali dekat laut, bisa makan seafood terus hehehe
DeleteSama kak..
ReplyDeleteAku juga rindu bu susi
Gemes lihat beritanya..
Smg pejabat yg terkait segera mengambil langkah tegas
Iya, sekarang sih TNI mulai diarahkan untuk lebih sering patroli tuh biar negara lain gak coba mengusik wilayah kita
DeleteSemoga pejabat - pejabat baru dunia perlautan bisa sekeren bu Susi yah, tegas dan terus patroli.
ReplyDeleteIya semoga yaa mba, biar negara kita gak diremehkan juga
DeleteSabar mba, Kita lihat saja 100 Hari mentri yang baru, apakah lebih dasyat lagi bukan lagi di tenggelamkan kapal nya tapi di segel perusahan penangkapan ikan.
ReplyDeleteKekayaan laut Natuna jadi incaran ya.
ReplyDeleteTentang ibu Susi, memang banyak yang kagum dengan beliau yang tegas dan berani ini. Semoga penerusnya juga bisa bekerja dengan baik untuk NKRI meski caranya mungkin berbeda.
Rindu banget mbak. Bahkan sampai ada memenya juga dari kata tenggelamkan. Semoga ada penenggelaman lagi ya mbak. Biar jera.
ReplyDeleteWaktu ibu Susi tidak terpilih lagi di jajaran kabinet sekarang, saya langsung membatin, sepertinya bakal terjadi kericuhan setelah bu Susi turun dari Mentri.
ReplyDeleteDan ternyata benar ya.
Sayapun kangen dengan aksi penenggelaman kapal.
Sekaligus sakit hati dengan ketidakberdayaan pemerintah :(
Natuna salah satu primadona laut yang selalu menjadi incaran beberapa negara tetangga.
ReplyDeleteSemoga pemerintah dan mentri terkait tetap bisa menjaga kedaulatan wilayah NKRI.
Kangen Bu Susi! Doanya, semoga Pemerintah makin tegas, nelayan juga harus berani dan mari hempaskan kapal2 asing yang mencuri
ReplyDeleteSekarang bu Susi juga terus bersuara, ya. Tentang nelayan Indonesia yang jarang berlayar di perairan natuna juga ada berbagai macam alasan kalau saya baca di berbagai artikel. Semoga aja ada solusi terbaik
ReplyDeleteKenapa.bu Susi nggak dipilih lagi ya padahal kinerjanya bagus banget. Aku juga rindu mba. Wara wiri memenya keren bikin terhibur.
ReplyDeletenah ini... saya juga rindu aksi seperti itu... apalagi melihat kelakuan asing di natuna..
ReplyDeletemain serobot dan gilanya beberapa nelayan natuna pernah kena usir ketika melaut diwilayah indonesia sendiri. semoga ada aksi itu lagi. sungguh aku rindu.
Saya bangga loh liat tentara Indonesia yang dengan gagah bersiaga di laut Natuna. Apalagi pas pak Jokowi ke sana. Sikap tegas pemerintah RI rupanya bikin gentar China. Terlepas kebijakan akan ditenggelamkan atau dibom, terserah pemerintah daja. Yang penting wilayah Indonesia berdaulat. Hehehehe. Hidup Indonesia!
ReplyDeletejangan sampai deh natuna lepas dri Indonesia,, enak aja main klaim kayak ga ada etikanya sama sekaleeehhh
ReplyDeleteIya saya jg kangen sosok Bu Susi yg luar biasa... Jarang yg seperti blio makanya ga dipake lagi nih sekarang..
ReplyDeleteAku kangen bu susi. Beliau tegas banget & tahu apa yg dilakukannya, nggak ada keraguan. Berpihak banget sama nelayan Indonesia.
ReplyDeleteKita memang ngga boleh main - main saat bicara tentang kedaulatan dan integritas wilayah. Tindakan tegas harus diambil Pemri
ReplyDeleteIya bener, aku pun kangen deh dengan Bu Susi, aksinya, dan ketegasannya. Apalagi di saat kondisi seperti sekarang. Orang seperti beliau sangat ditakuti siapa pun yang mencuri ikan di perairan kita :(
ReplyDeleteBagus nih kalau akhirnya menggerakkan nelayan lain untuk melaut ke arah Natuna. Daripada kekayaan alam kita diambil oleh nelayan asing. Iya nih, tenggelamkan saja tuh kapal asing yang berani-beraninya obok-obok Natuna.
ReplyDeleteAku pun rindu dengan Bu Susi. Beliau luar biasa tegas dalam hal penanganan pencurian hasil laut di Indonesia. Sedih banget waktu tahu beliau tak lanjut menjabat, dan makin sedih baca berita akhir-akhir ini tentang kapal asing yang masuk lagi ke Natuna. Semoga ya Pemerintah bisa punya solusi bagus terkait Natuna dan dalam hal menjaga kekayaan laut Indonesia
ReplyDeleteBu Susi itu semacam angin segar ya bagi pemerintahan Indonesia. Saat beliau menjabat rasanya kita sebagai masyarakat awam merasa aman dg kebijakan2 beliau
ReplyDeletePemimpin dan nelayan sama-sama kudu tegas dan berani nih ya Mba
ReplyDeleteSemacam kesadaran kita semua untuk tetap menjaga NKRI. Orang asing mah selalu ngelirik kekayaan yang kita punya apalagi lautan kita luas banget. Semoga Indonesia menjadi negara yang tetap aman dan damai.
Selama Bu Susi menjadi menteri rasanya memang ilegal fishing jadinya berkurang. Sekarang jadinya ikut greget juga, soalnya penangan di natutana terasa lamban. Tak perlulah rasanya kita takut sama Cina daripada kedaulatan negara tergadaikan.
ReplyDelete